Strategic Management Part-1(Vision and Company Mission, Longterm Objective, Corporate Culture, Corporate Governance dan The Agency Theory.)
Vision and Company Mission, Longterm Objective, Corporate Culture, Corporate Governance dan The Agency Theory.
1) Vision and Company Mission
Definisi Visi Misi dalam Bisnis Visi adalah sebuah mimpi besar yang menjadi jiwa dari lahirnya bisnis kita. Tujuan besar inilah yang ketika tercapai akan menjadikan perusahaan kita mengubah dunia.Dalam membuat sebuah visi yang baik, kita dapat menggunakan kaidah SMART Goals. Berikut penjelasan singkatnya. a.Specific – Pastikan visi Anda memiliki fokus area yang jelas b.Measurable – Buat target capaian Anda yang dapat diukur c.chievable – Pilihlah target yang mungkin untuk dicapai d.Relevant – Pastikan visi relevan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini e.Time bound – Buatlah target waktu yang jelas (kapan tercapainya dst.) Misi jika visi adalah mimpi, maka misi adalah apa yang kita lakukan untuk mewujudkan mimpi itu. Di bagian ini, kita akan bicara lebih mengkerucut pada objek bisnis, fokus kerja, serta milestones dari setiap aktivitas perusahaan.
Definisi Visi Misi dalam Bisnis Visi adalah sebuah mimpi besar yang menjadi jiwa dari lahirnya bisnis kita. Tujuan besar inilah yang ketika tercapai akan menjadikan perusahaan kita mengubah dunia.Dalam membuat sebuah visi yang baik, kita dapat menggunakan kaidah SMART Goals. Berikut penjelasan singkatnya. a.Specific – Pastikan visi Anda memiliki fokus area yang jelas b.Measurable – Buat target capaian Anda yang dapat diukur c.chievable – Pilihlah target yang mungkin untuk dicapai d.Relevant – Pastikan visi relevan dengan kondisi dan kebutuhan saat ini e.Time bound – Buatlah target waktu yang jelas (kapan tercapainya dst.) Misi jika visi adalah mimpi, maka misi adalah apa yang kita lakukan untuk mewujudkan mimpi itu. Di bagian ini, kita akan bicara lebih mengkerucut pada objek bisnis, fokus kerja, serta milestones dari setiap aktivitas perusahaan.
2) Longterm objective,
Tujuan jangka panjang (Longterm Objective) merupakan pernyataan dari hasil yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu yang umumnya tiga sampai lima tahun.Untuk mencapai kemakmuran jangka panjang,para perencana strategis umumnya menetapkan tujuan jangka panjang dalam 7 bidang yaitu :
a.Probabilitas
kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroprasi dalam jangka panjang bergantung pada perolehan tingkat laba yang memadai yang dimana umumnya memiliki tujuan laba dinyatakan dalam bentuk laba perusahaan atau tingkat pengembalian atas ekuitas.
b.Produktivitas
Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input-output pada umunya dapat meningkatkan produktivitas. Oleh karenanya perusahaan menyatakan suatu tujuan produktivitas. Tujuan produktivitas yang umum digunakan adalah jumlah barang yang diproduksi atau jumlah jasa yang diberikan per unit input. Namun tujuan produktivitas kadang kala dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang diinginkan.
c. Posisi kompetitif
Salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya di pasar.Sering kali penjualan total atau pangsa pasar dijadikan sebagai ukuran posisi kompetitif perusahaan. Tujuan yang berkaitan dengan posisi kompetitif dapat mengindikasikan prioritas jangka panjang perusahaan.
d.Pengembangan karyawan
Karyawan menghargai pendidikan dan pelatihan sebagian karena hal tersebut mengarah pada kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Hal ini sering kali meningkatkan produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu para pembuat keputusan strategis sering kali memasukkan tujuan pengembangan karyawan dalam rencana
jangka panjangnya.
e.Hubungan dengan karyawan
Para manajer strategis yakin produktivitas berhubungan dengan loyalitas karyawan dan apresiasi atas perhatian manajer terhadap kesejahteraan karyawan. Oleh karena itu mereka menetapkan tujuan untuk memperbaiki hubungan dengan karyawan. Beberapa tujuan mencakup program keselamatan kerja, perwakilan pekerja dalam komitmen dan rencana kompensasi berbasis saham.
f.Kepemimpinan Teknologi
Perusahaan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atau hanya pengikut di pasar. Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi masing-masing membutuhkan postur strategi yang berbeda. Oleh karena itu banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan berkaitan dengan kepemimpinan teknologi.
g.Tanggung jawab kepada masyarakat
Banyak perusahaan mencoba untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya melampaui persyaratan pemerintah.Perusahaan itu bukan hanya bekerja untuk mengembangkan reputasi sebagai produsen dari produk dan jasa dengan harga yang layak melainkan juga menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
3) Corporate Culture
Budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap, dan simbol lain yang bermakna yang melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dan nilai-nilai diteruskan dari satu generasi kegenerasi yang lain
Budaya melengkapi orang dengan rasa identitas dan pengertian perilaku yang dapat diterima didalam masyarakat. Beberapa dari sikap perilaku yang lebih penting yang dipengaruhi oleh budaya adalah sebagai berikut:
1. Rasa diri dan ruang
2. Komunikasi dan bahasa
3. Pakaian dan penampilan 4. Makanan dan kebiasaan makan
5. Waktu dan kesadaran akan waktu
6. Hubungan (keluarga, orgaisasi, pemerintah, dan sebagainya)
7. Nilai dan norma
8. Kepercayaan dan sikap
9. Proses mental dan pembelajaran
10. Kebiasaan kerja dan praktek
Budaya mempengaruhi penggerak yang memotivasi orang untuk mengambil tindakan yang lebih jauh – bahkan untuk motif yang bermacam- macam seperti kebebasan, kemampuan baca tulis, atau kegairahan. Budaya dari suatu masyarakat menentukan bentuk komunikasi apa yang diizinkan sehubungan dengan masalah ini dan kerap sifat dan tingkat perilaku mencari yang dianggap sesuai oleh individu. Menurut Denison, Daniel R (1990:2) Budaya perusahaan adalah suatu istilah yang muncul untuk mengartikan variabel-variabel perilaku yang menarik banyak penelitian. Budaya itu sendiri mengacu pada nilai keyakinan dan prinsip-prinsip yang ada sebagai dasar untuk mengelola perusahaan.
4) Corporate Governance
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998 telah memberikan perubahan yang signifikan dalam tata cara pengelolaan pemerintahan dan berimplikasi pula terhadap tata cara pengelolaan perusahaan. Krisis tersebut tidak hanya membuat publik menyadari akan tidak menentunya kondisi perekonomian global dan politik nasional, namun turut membuka mata banyak orang mengenai lemahnya pengelolaan perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Selain melakukan reformasi di berbagai aspek pemerintahan, satu diantara pelajaran berharga yang dapat dipetik atas krisis yang dihadapi pada waktu itu adalah memperbaiki tata cara berbisnis dan mengelola perusahaan.
Salah satu inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan perbaikan dalam tata cara pengelolaan perusahaan di Indonesia adalah dengan membentuk suatu komite yang bertugas untuk mendorong perbaikan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada tahun 1999 yaitu Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang selanjutnya berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Komite ini menerbitkan Pedoman GCG Indonesia pada tahun 1999 dengan berbagai penyempurnaan hingga tahun 2001, dan kemudian disempurnakan kembali terakhir pada tahun 2006. Pedoman tersebut menjadi rujukan bagi dunia usaha di Indonesia dalam melakukan penerapan GCG.
5) The Agency Theory,
Teori agensi adalah anggapan yang menjelaskan hubungan antara pelaku dan agen dalam bisnis. Teori agensi berkepentingan dengan penyelesaian masalah yang dapat terjadi dalam hubungan agensi karena sasaran yang tidak selaras atau tingkat keengganan yang berbeda terhadap risiko. Hubungan agensi yang paling umum dalam keuangan terjadi antara pemegang saham (prinsipal) dan eksekutif perusahaan (agen).
Daftar Pustaka : Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation,
Implementation and Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013
2. Thompson, A. A & Strickland, A.J (TS), Strategic Management; Concepts and
Cases, 11th edition, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2008
3. Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management; Competitiveness and
Globalization, West Publishing Company, St. Paul, 2009
Komentar
Posting Komentar